Selasa, 01 Mei 2018

PILULAE

A.           Pengertian

Pilulae (menurut F.I.III) ialah suatu sediaan berupa massa bulat mengandung satu atau lebih  bahan obat.
Boli (menurut F.I. III) ialah pil yang beratnya diatas 300 mg, pembuatan sam dengan pil
Granula (menurut F.I III)  ialah pil kecil yang beratnya tidak lebih dari 30 mg, mengandung 1 mg bahan obat.
Lozenges / tablet hisap menurut (F.I. IV) ialah sediaan padat mengandung satu atau lebih bahan obat , umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut. Mengandung  bahan obat, juga bahan dasar gelatin, sukrosa, sorbitol atau gula. Umumnya ditujukan untuk pengobatan iritasi lokal atau infeksi mulut atau tenggorokan,  tetapi dapat juga mengandung bahan aktif yang ditujukan  untuk absorbsi sistemik setelah ditelan.
Lozenges terdiri dari dua macam yaitu troches dan pastiles.
Trochisi ( troches) adalah tablet hisap yang dibuat dengan cara kempa tablet, sedangkan pastiles adalah tablet hisap yang dibuat dengan cara tuang.
B.            Komponen, Penggunaan dan Contoh Pilulae
Zat utama            :    berupa bahan obat
Zat tambahan, terdiri dari
Zat pengisi          :    gunanya untuk memperbesar volume pil, contoh : akar manis, bolus alba, atau  bahan lain  yang cocok
Zat pengikat        :    membuat massa supaya saling melekat antara satu dengan yang  lain. Contohnya sari akar manis, gom akasia, tragacanth, campuran bahan tersebut (PGS), atau bahan lain yang cocok.
Zat penabur         :    membuat sediaan yang sudah terbentuk tidak melekat satu sama  lain lycopodium atau talk, atau bahan lain yang cocok
Zat penyalut digunakan karena ada beberapa alasan yaitu :
1.    untuk menutup rasa dan bau yang kurang enak
2.    mencegah perubahan karena pengaruh udara
3.    supaya pil pecah dalam usus (enteric coated pil)
     Contoh : Perak, balsam tolu, keratin, sirlak, kolodium, salol, gelatin, gula atau                        bahan lain yang cocok.
Zat pembasah      :    membasahi masa sebelum dibentuk. Contoh, air, gliserol, sirup, madu, campuran bahan tersebut atau bahan lain  yang cocok.
C.           Pembuatan Sediaan 
Cara pembuatan pil pada prinsipnya , mencampur bahan-bahan obat padat sampai homogen , kemudian ditambah zat-zat tambahan, setelah homogen ditetesi bahan pembasah. Kemudian dengan cara menekan sampai  diperoleh masa pil yang elas- is lalu dibuat bentuk batang  dan dipotong dengan alat pemotong pil sesuai deng-an jumlah pil yang diminta. Bahan pelicin ditambahkan setelah terbentuk masa pil agar supaya masa pil yang telah jadi tidak melekat pada alat pembulat pil.
Beberapa keterangan pada pembuatan pil :
1.        Bobot pil ideal antara 100 –150 mg, rata-rata 120 mg.
Oleh karena sesuatu hal syarat ini seringkali tidak dapat dipenuhi.
2.        Sebagai zat pengisi , jika mungkin dipilih radix liq kecuali ada reaksi Kadang digunakan bolus alba. Jumlah yang dipakai umumnya 2 x Jumlah zat pengikatnya. (biasanya succus liq.). Dikenal juga istilah PPP ( Pulvis Pro Pilulae ) yaitu campuran succus liq dan radix liq. Sama banyak.
3.        Sebagai zat pengikat, jika mungkin gunakan succus liq. 2 gram / 60 pil. Kecuali ada reaksi kadang digunakan adeps lanae atau vaselin.
4.        Pada pembuatan masa pil kedalam campuran obat, radix dan succus harus ditambahkan cairan (zat pembasah) supaya pada pengepalan diperoleh ma- sa yang homogen  yang cukup baik untuk dikerjakan selanjutnya. Paling baik gunakan aq. glicerinata yaitu campuran air dan gliserin sama banyak.
5.    Setelah pembuatan masa pil  kemudian masa pil digulung dan dipotong menurut jumlah yang diminta dan  akhirnya pil-pil dibulatkan . Untuk mencegah melekatnya pil pada alat pembulat pil  taburkan talkum / likopodium dengan rata. Setelah selesai jangan lupa hitung lagi pil-pil tersebut.                     
Pil Dengan Bahan - Bahan Khusus.
1.        Pil dengan senyawa mengoxid (KMnO4, KNO3, FeCl3, AgNO3) atau garam-garam Pb, pengisi menggunakan 100mg bolus alba, pengikat adeps/vaselin secukupnya . Selain itu menggunakan pillen plank ebonit)
2.        Pil dengan extractum gentian ( bereaksi asam)  bila diberikan bersama-sama dengan zat lain yang dengan asam-asam melepaskan gas  misal : ferrum reductum, ferrum pulveratum, natrii carbonas, natrii bicarbonas, maka untuk menetralkan asamnya perlu ditambah  MgO  sebanyak 100 mg untuk                   setiap 3 gram extract gentian.
3.        Pil dengan garam-garam ferro harus dibalut dengan tolubalsem untuk mencegah oksidasi oleh udara.
4.        Pil dengan liquor fowleri tidak boleh diganti dengan As2O3 yang telah diperhitungkan.
5.        Pil dengan sari-sari cair.
       Dalam jumlah kecil , tetap digunakan succus dan radix sari cair digunakan sebagai pengganti aqua gliserinata. Dalam jumlah besar,  diuapkan kemudian tambahkan radix secukupnya atau diganti dengan sisa keringnya.
D.           Persyaratan Pillulae
1.        Memenuhi syarat waktu hancur yang tertera pada compresi   (FI Edisi III )
2.        Memenuhi keseragaman bobot pil ( FI edisi III )
3.        Pada penyimpanan bentuknya  harus tetap , tetapi tidak begitu keras sehingga             dapat hancur dalam saluran pencernaan .
Keseragaman bobot.
Timbang 20 pil satu per satu, hitung bobot rata-rata, penyimpangan  terbesar yang diperbolehkan terhadap bobot rata-rata adalah sebagai berikut .

Bobot rata - rata
Penyimpangan terbesar terhadap bobot       rata – rata yang diperbolehkan (%)
18 Pil
2 Pil
100 mg – 250 mg
10 %
20 %
251 mg – 500 mg
7,5 5
15 %

Penyimpanan    :  Sesuai dengan cara penyimpanan tablet, dengan memperhatikan sifat zat tambahan yang digunakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AEROSOLUM / AEROSOL

A. Pengertian               Menurut FI.ed.IV, aerosol farmasetik adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif ter...